| dc.description.abstract | Menurut Global Burden Disease 2015, CKD merupakan penyebab kematian peringkat ke-12 di dunia. Penderita CKD di Indonesia tahun 2018 adalah 3,8%, di Jawa Barat penderita CKD mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, sedangkan di RSUD dr.Soekardjo Tasikmalaya CKD menempati urutan ke 4 dari 10 penyakit terbesar di RSUD dr.Soekardjo Tasikmalaya tahun 2018. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kegagalan fungsi ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kerusakan ginjal yang progresif. Pada pasien CKD fungsi ginjal menurun drastis dan dapat menimbulkan masalah kesehatan salah satunya kelebihan volume cairan, jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan edema, sesak nafas bahkan dapat berujung kematian. Metode : studi kasus yaitu mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci, pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dilakukan pada dua orang pasien CKD dengan masalah keperawatan kelebihan volume cairan. Hasil Penelitian : setelah dilakukan asuhan keperawatan3x24 jam dengan memberikan intervensi pembatasan cairan melalui pemantauan intake outputcairan terdapat perbedaan hasil akhir pada kedua klien. Pada klien 1 kelebihan volume cairan belum teratasi pada hari ke 3, karena klien 1 belum mampu membatasi asupan cairan dengan baik serta belum dilakukan hemodialisa, sedangkan pada klien 2 kelebihan volume cairan teratasi sebagian, karena klien 2 dapat melakukan pembatasan cairan dengan cukup baik dan telah dilakukan tindakan hemodialisa. Kesimpulan : pembatasan cairan melalui pemantauan intake output cairan efektif mengatasi kelebihan volume cairan pasien CKD, ditandai dengan berkurangnya manifestasi kelebihan volume cairan. Saran : diharapkan pasien maupun perawat dapat menerapkan pembatasan cairan melalui pemantauan intake output cairan untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien CKD | en_US |
